Khutbah Jumat Bulan Muharram 1444 H, Keutamaan Bulan Muharram

Khutbah Jumat Bulan Muharram

1. Muharram Bulan Mulia

Ketahuilah jamaah muslimin yang Allah Subhanahu wa Ta’ala muliakan,

Bulan Muharram adalah bulan yang mulia. Yang orang Jawa menyebutnya dengan bulan Suro. Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikannya sebagai salah satu dari empat bulan yang mulia. Firman-Nya,

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram.” (QS. At-Taubah[9]: 36)

Keempat bulan itu adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.

2. Muharram Bulan Allah

Yang kedua, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyandarkan bulan ini kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ

“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram.” (HR. Muslim no. 1163, dari Abu Hurairah).[2]

Dan sudah maklum bahwa segala sesuatu yang disandarkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, jika itu sifat, maka dia adalah sifatnya Allah Subhanahu wa Ta’ala. Semacam tangan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jika itu makhluk, maka itu adalah idhafatu syarah, menunjukkan kemuliaan makhluk yang disandarkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Semacam Baitullah, dan lain-lain.

Di dalam hadits tadi adalah syahrullah, bulan Allah. Menunjukkan kemuliaannya. Dan pada bulan Muharram ini terdapat satu hari yang agung, yaitu hari Asyura tanggal 10 Muharram. Yang mana jika berpuasa pada hari tersebut, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengampuni dosa kita setahun yang lalu.

Bulan ini adalah bulan mulia. Maka hendaknya seorang muslim melakukan aktifitas-aktifitas kebajikan pada bulan ini. Apa saja yang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam syariatkan untuk kita kerjakan untuk di bulan yang agung ini?

Perbanyak Amal Shalih, Hindari Maksiat

Yang pertama, perbanyak amal shalih. Yang kedua, hindari maksiat, karena ini adalah bagian dari bulan-bulan haram. Ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan tentang 12 bulan dan 4 bulan haram tadi, Allah Subhanahu wa Ta’ala melanjutkan;

ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ ۚ

“Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu,” (QS. At-Taubah[9]: 36)

Keberadaan keempat bulan tersebut masuk ke dalam tatanan agama yang agung. Maka jangan sampai kalian berbuat kejahatan, menzalimi diri sendiri pada bulan-bulan tersebut.

Dan sudah sering para ulama sampaikan bahwasanya amal kebajikan yang kita lakukan di waktu-waktu mulia itu lebih besar pahalanya dibandingkan yang kita lakukan pada waktu-waktu yang lain.

Kebalikannya, amal kejahatan yang kita lakukan di waktu-waktu mulia itu lebih besar dosanya dibandingkan yang kita lakukan pada waktu-waktu yang lain.

Yang ketiga, perbanyak puasa. Bukan berarti puasa sebulan penuh. Aisyah Radhiyallahu ‘Anha mengatakan,

فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلاَّ رَمَضَانَ

“Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari no. 1969 dan Muslim no. 1156)[3]

Namun Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ

“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram.” (HR. Muslim no. 1163, dari Abu Hurairah)

Dan dari bulan tersebut, yang paling mulia dan berharga adalah puasa pada hari Asyura. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162)[4]

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita termasuk orang-orang yang mampu untuk menggunakan hari-hari agung dan mulia untuk menambah amal kebajikan kita sebelum nanti kita menghadap kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.